Selamat Datang Saya Achmad Setiaji -Mencoba Berbagi Pengetahuan - Selamat Membaca

Tuesday 6 December 2011

Fenomena Supporter Bayaran SEA GAMES

Pertandingan di tiap venue dalam Kompleks Jakabaring Sport City selalu diramaikan suporter tiap negara peserta. Ironi nya, suporter tersebut asli Indonesia yang berasal dari siswa beberapa sekolah di Palembang yang dikoordinir untuk mendukung negara peserta SEA Games.
Kehadiran suporter lokal tampil kompak memakai kaos putih dengan gambar bendera negara yang didukungnya. Pengamatan okezone di lapangan, para pelajar ini seperti ada yang mengarahkan dan dikoordinir guru mereka masing-masing.
Salah satu pelajar yang ditemui mengaku mereka datang dan mendukung negara lain karena disuruh guru pembimbing mereka di sekolah. “Kami disuruh pak guru memakai kaos Malaysia dan mendukung saat mereka bertanding,” ujar salah satu siswi SMP di Palembang kepada okezone.
Rata-rata pelajar ini tidak bisa menolak perintah guru mereka untuk ikut menyemarakan SEA Games walau harus mendukung negara lain. “Takut dimarahi kalau menolak ikut kak, kami ikut salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, angggotanya disuruh ikut semua,” jelasnya.
Mereka mengaku dibayar Rp20 ribu per hari dan diberi kaos serta disediakan fasilitas transportasi dan konsumsi selama mengikuti kegiatan ini.
Kehadiran suporter lokal mendukung tim lawan mulai menuai keluhan dari atlet dan penonton Indonesia yang sedang bertanding. Pada saat pertandingan senam di GOR Ranau, saat tim senam putri Indonesia bertanding, nyaris tidak ada terdengar suara dan tepuk tangan yang mendukung.

Para pendukung Myanmar yang kebanyakan pelajar dan mengaku berasal dari salah satu SMA Negeri di Palembang tersebut berteriak dengan kompak mendukung lawan tim senam Myanmar saat sang koordinator memberi perintah.
Pada partai penyisihan Sepak Takraw, hal serupa juga terjadi, dukungan itu memicu keluhan Syamsul hadi kapten tim sepak takraw putra Indonesia. Syamsul merasa seperti bermain di negeri orang. Para suporter itu memberi dukungan dengan sangat bersemangat kepada tim lawan Indonesia.
“Kami sangat menyayangkan kenapa mereka mau menggadaikan harga diri bangsa hanya karena diberi baju dan atribut negara lain,” ujar Syamsul.
Tanzil Zulkarnain, salah satu penonton yang melihat ulah tersebut hanya bisa menggelengkan kepala dan merasa heran. “Kalau yang bertanding Thailand lawan Laos, silahkan mereka dukung yang mana saja, tapi kalau Indonesia yang sedang bertanding, harus dukung Indonesia jangan negara lain,” cetusnya.








Menurut kami , hal ini sangat miris…
Karena yang seharusnya mereka mendukung Bangsanya sendiri tapi mereka di paksa oleh para guru dan hanya demi mendapatkan uang sebesar Rp.20.000 dan baju timnas yang mereka dukung , mereka rela menjual Jiwa kebangsaan mereka, dan bahkan ada dari puluhan ribu siswa-siswi itu yang belum di bayar , sehingga mereka menuntut kepada guru-guru mereka untuk uang dan baju nya.
Bagiamana generasi berikutnya akan menggantikan para atlet jika mereka sekarang saja sudah menjual jiwa Nasionalisme mereka.
Para pemerintah sebaiknya mengambil langkah tegas kepada oknum-oknum yang berkesangkutan dalam hal ini , karena jika di biarkan terus menerus , siapa yang akan mendukung bangsa Indonesia jika ada lomba?
Dan siapa yang akan menggantikan para atlet jika sekarang saja ketika mereka masih di bangku pelajar mereka sudah menjual jiwa ke-Nasionalisme mereka ke bangsa lain dan hanya di bayar Rp.20.000
Sungguh harga yang tak pantas untuk membayar jiwa nasinalisme itu, jiwa nasionalisme yang seharusnya semakin di kembangkan dan di asa agar mereka semakin cinta dan semakin mendukung bangsanya sendiri malah mereka jual dengan harga Rp.20.000 .
Lebih miris nya lagi , ketika atlet senam putri Indonesia nyaris tidak ada yang memberi tepuk tangan dan semangat kepada atlet kita , padahal itu adalah di kandang sendiri , di dalam Indonesia yang seharusnya memiliki dukungan yang sangat banyak dari para penonton yaitu penonton Indonesia .

Ini adalah PR untuk pemerintah , agar hal seperti ini jangan sampai ter-ulang kembali .
Karena jiwa nasionalis dan jiwa ingin membela Indonesia memenangkan segala kejuaraan harus di asa sejak mereka semua duduk di bangku SD sampai SMA .
Sehingga akan ada terus pengganti atlet-atlet Indonesia yang luar biasa,
Jika selalu menjual jiwa nasionalis seperti ini , mungkin saja tidak akan ada penerus – penerus atlet kita yang sudah berjuang berusaha mengharumkan nama bangsa dengan menjuarai pertandingan ASEAN yang di selenggarakan setiap 2 tahun sekali .

Untuk para pelajar seperjuangan .
Janganlah kita menjual jiwa nasionalis kita kepada siapapun dan di bayar berapapun ,
Tapi kita harus menjadikan Negara ini , menjadikan Bangsa ini , bangsa yang semakin maju dan semakin banyak juara di tingkat ASEAN , ASIA , bahkan DUNIA.
Kita sudah di beri berkah oleh TUHAN Sumber Daya Alam yang sangat melimpah , jangan sampai Sumber Daya Alam kita di kuasai oleh ASING, tapi kita harus bisa mengelola nya sendiri.
Jika kita bisa mengelolanya sendiri dengan Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia sendiri , mungkin Indonesia akan menjadi Negara TERKAYA di DUNIA.
Ayo seluruh bangsa Indonesia …
KITA BISA !!!
@adjiebons

No comments:

Post a Comment